EMOTIONAL BRANDING STRATEGY (STRATEGI EMOTIONAL BRANDING MENURUT AHLI) - PURNAMA AVIATION BLOGGER'S -->

Halaman

    Social Items

 


1.      Strategi Emotional Branding

Berikut ini adalah konsep dasar dari proses emotional branding yang dirumuskan oleh Marc Gobe (2005:36). Poin-poin ini menyediakan strategi emotional branding yang sukses:

a.       Hubungan (relationship).

Mengenai hubungan yang sangat dalam dan menunjukkan penghargaan pada konsumen dan memberikan mereka pengalaman emosional yang mereka inginkan. Hubungan juga menjadi sebuah kunci dalam menciptakan suatu merek yang mempunyai keberadaan emosional jangka panjang dalam kehidupan masyarakat. Sebelum memenuhi kebutuhan pribadi siapa pun dan membuat hubungan emosional yang mendalam, hal yang harus dilakukan pertama kali adalah mengetahui secara pasti karakteristik konsumen, hal tersebut menjadi semakin kompleks, terutama di dalam masyarakat sangat cepat berubah dan dinamis.

b.      Pengalaman Panca Indera (sensorial experience).

Pengalaman panca indera merupakan aktivitas penciptaan merek dengan cara memberikan rangsangan pancaindera konsumen dengan tujuan menggugah mereka secara emosional serta memperkuat hubungan atau kaitan yang semakin erat antara merek dengan konsumen. Pengalaman panca indera juga dapat diartikan sebagai kesan pertama yang ditimbulkan ketika indera kita bersentuhan dengan suatu produk. Pengalaman yang berhubungan dengan panca indera berlangsung dengan kuat, cepat, dan mampu benar-benar mengubah hidup kita. Penelitian menunjukkan bahwa menawarkan suatu pengalaman merek yang berhubungan dengan pancaindera dapat menjadi perangkat branding yang sangat efektif (Gobe, M., 2005:36).

c.       Imajinasi (Imagination)

Imajinasi dalam strategi emotional branding, adalah mengaplikasikan setiap aspek imajinatif dari konsep merek menjadi sebuah bentuk desain merek yang mampu menggugah aspek emosi konsumen. Kreatifitas desain dan aspek artistik visual dalam menentukan desain merek, packaging, brand presence (kehadiran merek), gerai, maupun iklan, berperan aktif dalam menjalin hubungan emosional antara merek dengan konsumen.

Menurut Gobe, desain adalah ekspresi yang paling ampuh dari sebuah merek dan menghidupkan ide-ide hebat melalui desain merupakan cara terbaik dalam menciptakan hubungan yang kekal antara produsen atau pengecer dengan konsumen (Gobe, M., 2005:114). Pada akhirnya desain berperan dalam menciptakan emosi, pengalaman indera, dan terutama penjualan.

d.      Visi (vision).

Visi merupakan faktor utama dalam kesuksesan merek jangka panjang. Merek berkembang melalui proses life cycle, dan untuk terus memelihara keberadaan dan kompetensi merek dalam pasar maka merek harus selalu berada dalam kondisi keseimbangan dengan cara memperbaharui merek secara terus menerus. Hal ini memerlukan visi merek yang kuat. Perangkat yang dimiliki perusahaan membantu dalam mengarahkan perusahaan agar berada dalam arah yang tepat dan sejalan dengan emosional konsumen pada saat ini.

EMOTIONAL BRANDING STRATEGY (STRATEGI EMOTIONAL BRANDING MENURUT AHLI)

 


1.      Strategi Emotional Branding

Berikut ini adalah konsep dasar dari proses emotional branding yang dirumuskan oleh Marc Gobe (2005:36). Poin-poin ini menyediakan strategi emotional branding yang sukses:

a.       Hubungan (relationship).

Mengenai hubungan yang sangat dalam dan menunjukkan penghargaan pada konsumen dan memberikan mereka pengalaman emosional yang mereka inginkan. Hubungan juga menjadi sebuah kunci dalam menciptakan suatu merek yang mempunyai keberadaan emosional jangka panjang dalam kehidupan masyarakat. Sebelum memenuhi kebutuhan pribadi siapa pun dan membuat hubungan emosional yang mendalam, hal yang harus dilakukan pertama kali adalah mengetahui secara pasti karakteristik konsumen, hal tersebut menjadi semakin kompleks, terutama di dalam masyarakat sangat cepat berubah dan dinamis.

b.      Pengalaman Panca Indera (sensorial experience).

Pengalaman panca indera merupakan aktivitas penciptaan merek dengan cara memberikan rangsangan pancaindera konsumen dengan tujuan menggugah mereka secara emosional serta memperkuat hubungan atau kaitan yang semakin erat antara merek dengan konsumen. Pengalaman panca indera juga dapat diartikan sebagai kesan pertama yang ditimbulkan ketika indera kita bersentuhan dengan suatu produk. Pengalaman yang berhubungan dengan panca indera berlangsung dengan kuat, cepat, dan mampu benar-benar mengubah hidup kita. Penelitian menunjukkan bahwa menawarkan suatu pengalaman merek yang berhubungan dengan pancaindera dapat menjadi perangkat branding yang sangat efektif (Gobe, M., 2005:36).

c.       Imajinasi (Imagination)

Imajinasi dalam strategi emotional branding, adalah mengaplikasikan setiap aspek imajinatif dari konsep merek menjadi sebuah bentuk desain merek yang mampu menggugah aspek emosi konsumen. Kreatifitas desain dan aspek artistik visual dalam menentukan desain merek, packaging, brand presence (kehadiran merek), gerai, maupun iklan, berperan aktif dalam menjalin hubungan emosional antara merek dengan konsumen.

Menurut Gobe, desain adalah ekspresi yang paling ampuh dari sebuah merek dan menghidupkan ide-ide hebat melalui desain merupakan cara terbaik dalam menciptakan hubungan yang kekal antara produsen atau pengecer dengan konsumen (Gobe, M., 2005:114). Pada akhirnya desain berperan dalam menciptakan emosi, pengalaman indera, dan terutama penjualan.

d.      Visi (vision).

Visi merupakan faktor utama dalam kesuksesan merek jangka panjang. Merek berkembang melalui proses life cycle, dan untuk terus memelihara keberadaan dan kompetensi merek dalam pasar maka merek harus selalu berada dalam kondisi keseimbangan dengan cara memperbaharui merek secara terus menerus. Hal ini memerlukan visi merek yang kuat. Perangkat yang dimiliki perusahaan membantu dalam mengarahkan perusahaan agar berada dalam arah yang tepat dan sejalan dengan emosional konsumen pada saat ini.