CONTOH PROPOSAL PKM PENGABDIAN MASYARAKAT BAGIAN METODE PELAKSAAN PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN USAHA - PURNAMA AVIATION BLOGGER'S -->

Halaman

    Social Items

 

PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN USAHA PRODUKSI KERLIK (KERAJINAN LIMBAH KAYU) BERTEMAKAN KEDIRGANTARAAN


BAB III

METODE PELAKSANAAN

 

3.1  Metode Pelaksanaan

Pelaksanaan program dilakukan melalui berbagai pendekatan, yaitu koordinasi dan kolaborasi dengan mitra serta pelatihan dan pendampingan. Pendekatan koordinasi dan kolaborasi dengan mitra ditujukan agar mitra berpartisipasi aktif dalam kegiatan dari awal sampai akhir. Koordinasi dan kolaborasi dilakukan melalui komunikasi atau interview secara mendalam. Metode yang digunakan dalam pelatihan adalah metode experiential learning yaitu suatu metode proses belajar mengajar yang mengaktifkan pembelajar untuk membangun pengetahuan dan keterampilan serta nilai-nilai juga sikap melalui pengalamannya secara langsung (Cahyani, 2009). Jadi, pelatihan diberikan secara langsung dalam praktek pembuatan KERLIK (kerajinan limbah kayu) berbentuk gantungan kunci dan manajemen usaha sehari-hari. Kemudian, monitoring dan evaluasi dilakukan melalui metode pendampingan.



 

Dari tahapan diatas, pengalaman konkret yang dialami mitra kemudian direfleksikan secara individu. Dalam proses refleksi mitra akan memahami kemungkinan aplikasinya dalam situasi atau konteks yang lain (baru). Berikut ini adalah penjelasan mengenai proses Experiental Learning kepada mitra:

Tabel 3.1 Proses Experiental Learning

Kemampuan

Uraian

Pengutamaan

Concrete Experience (CE)

Mitra melibatkan diri sepenuhnya dalam pengalaman baru.

Feeling (Perasaan)

Reflection Observation (RO)

Mitra mengobservasi dan merefleksikan materi dan pelatihan yang telah diberikan.

Watching (Mengamati)

Abstract Conceptualization (AC)

Mitra menciptakan konsep-konsep yang mengintegrasikan observasinya sehingga mampu mempraktekan membuat KERLIK yang bernilai jual.

Thinking (Berfikir)

Active Experimentation (AE)

Mitra mampu membuat KERLIK.

Doing (Berbuat)

 

Metode pengembangan yang akan dilaksanakan merupakan sebuah rangkaian tahapan yang disusun secara sistematis, berikut adalah gambaran flow map yang akan berjalan:


Dari Flow Map di atas dapat didefinisikan sebagai berikut:

1.      Penetapan daerah sasaran yang berada di Dusun Druwo, RT 07, Desa Bangunharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

2.      Meninjau lokasi terkait.

3.      Penyusunan materi pelatihan dan pendampingan dalam pembuatan KERLIK (kerajinan limbah kayu).

4.      Jadwal pelatihan dan pendampingan dengan ibu-ibu dasa wisma.

5.      Izin pelaksanaan untuk pelatihan dan pendampingan di lokasi yang telah ditetapkan.

6.      Pelaksanaan pelatihan dan Pendampingan pembuatan KERLIK (kerajinan limbah kayu).

7.      Laporan akhir.

 

3.2  Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Kegiatan PKM Pengabdian Kepada Masyarakat akan dilakukan selama 5 (lima) bulan. Adapun tempat pelaksanaan adalah di Pedukuhan Druwo, RT 07 Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

3.3  Desain Pelatihan

Untuk memberikan pemahaman teknis dan membantu implementasi konsep atau materi yang didapatkan dari pelatihan, tim pengusul juga akan memberikan pendampingan secara menyeluruh dan sifatnya regular kepada wirausaha. Bentuk pendampingan bisa berupa konsultasi dan arahan teknis suatu konsep manajemen usaha tertentu. Kemudian, pendampingan ini dilakukan sebagai bentuk pemberian praktek secara langsung dan evaluasi dari kegiatan pelatihan.

3.4  Pemasaran Produk

Setelah ibu-ibu dasa wisma yang berada di dusun Druwo dapat membuat produk KERLIK (kerajinan limbah kayu), tahap selanjutnya yang perlu dilaksanakan adalah pemasaran produk. Pemasaran produk dilakukan secara online maupun offline. Proses pemasaran secara online dapat kita lakukan dengan menggunakan social media dan pembuatan website berupa blog dan paid search. Pada tahap pemasaran secara online diperlukan pelatihan penggunaan media social dan website kepada mitra terkait dengan tujuan agar mitra dapat mengoperasikan social media dan website secara mandiri. Sistem pemasaran secara offline dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain seperti : pemasaran dilakukan dengan penyetokan produk pada toko, koperasi atau pasar penjual produk yang sejenis, mengikuti kegiatan pameran, bazaar dan sejenisnya, pameran dapat dilakukan pada kegiatan SUNMOR (Sunday Morning) yang mana dilakukan pada setiap minggu pagi di tempat yang sudah disediakan, promosi secara personal dengan menggunakan metode Mouth By Mouth.

 

3.5  Evaluasi Pelaksanaan Program dan Keberlanjutan Program

Evaluasi pelaksanaan program dilakukan melalui pendampingan selama proses pelatihan dan setelah pelatihan berlangsung yang dilakukan setiap akhir minggu dan evaluasi besar yang diadakan pada setiap akhir bulan. Evaluasi program dilakukan dengan membahas kendala-kendala yang dialami, jalnnya kegiatan, administrasi (keuangan), indikator-indikator capaian sesuai target luaran atau tujuan pembelajaran yang diharapkan dan program kedepan. Keberlanjutan program ini diharapkan mitra berkomitmen untuk dapat menerapkan praktek manajemen usaha dengan baik.



CONTOH PROPOSAL PKM PENGABDIAN MASYARAKAT BAGIAN METODE PELAKSAAN PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN USAHA

 

PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN USAHA PRODUKSI KERLIK (KERAJINAN LIMBAH KAYU) BERTEMAKAN KEDIRGANTARAAN


BAB III

METODE PELAKSANAAN

 

3.1  Metode Pelaksanaan

Pelaksanaan program dilakukan melalui berbagai pendekatan, yaitu koordinasi dan kolaborasi dengan mitra serta pelatihan dan pendampingan. Pendekatan koordinasi dan kolaborasi dengan mitra ditujukan agar mitra berpartisipasi aktif dalam kegiatan dari awal sampai akhir. Koordinasi dan kolaborasi dilakukan melalui komunikasi atau interview secara mendalam. Metode yang digunakan dalam pelatihan adalah metode experiential learning yaitu suatu metode proses belajar mengajar yang mengaktifkan pembelajar untuk membangun pengetahuan dan keterampilan serta nilai-nilai juga sikap melalui pengalamannya secara langsung (Cahyani, 2009). Jadi, pelatihan diberikan secara langsung dalam praktek pembuatan KERLIK (kerajinan limbah kayu) berbentuk gantungan kunci dan manajemen usaha sehari-hari. Kemudian, monitoring dan evaluasi dilakukan melalui metode pendampingan.



 

Dari tahapan diatas, pengalaman konkret yang dialami mitra kemudian direfleksikan secara individu. Dalam proses refleksi mitra akan memahami kemungkinan aplikasinya dalam situasi atau konteks yang lain (baru). Berikut ini adalah penjelasan mengenai proses Experiental Learning kepada mitra:

Tabel 3.1 Proses Experiental Learning

Kemampuan

Uraian

Pengutamaan

Concrete Experience (CE)

Mitra melibatkan diri sepenuhnya dalam pengalaman baru.

Feeling (Perasaan)

Reflection Observation (RO)

Mitra mengobservasi dan merefleksikan materi dan pelatihan yang telah diberikan.

Watching (Mengamati)

Abstract Conceptualization (AC)

Mitra menciptakan konsep-konsep yang mengintegrasikan observasinya sehingga mampu mempraktekan membuat KERLIK yang bernilai jual.

Thinking (Berfikir)

Active Experimentation (AE)

Mitra mampu membuat KERLIK.

Doing (Berbuat)

 

Metode pengembangan yang akan dilaksanakan merupakan sebuah rangkaian tahapan yang disusun secara sistematis, berikut adalah gambaran flow map yang akan berjalan:


Dari Flow Map di atas dapat didefinisikan sebagai berikut:

1.      Penetapan daerah sasaran yang berada di Dusun Druwo, RT 07, Desa Bangunharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

2.      Meninjau lokasi terkait.

3.      Penyusunan materi pelatihan dan pendampingan dalam pembuatan KERLIK (kerajinan limbah kayu).

4.      Jadwal pelatihan dan pendampingan dengan ibu-ibu dasa wisma.

5.      Izin pelaksanaan untuk pelatihan dan pendampingan di lokasi yang telah ditetapkan.

6.      Pelaksanaan pelatihan dan Pendampingan pembuatan KERLIK (kerajinan limbah kayu).

7.      Laporan akhir.

 

3.2  Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Kegiatan PKM Pengabdian Kepada Masyarakat akan dilakukan selama 5 (lima) bulan. Adapun tempat pelaksanaan adalah di Pedukuhan Druwo, RT 07 Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

3.3  Desain Pelatihan

Untuk memberikan pemahaman teknis dan membantu implementasi konsep atau materi yang didapatkan dari pelatihan, tim pengusul juga akan memberikan pendampingan secara menyeluruh dan sifatnya regular kepada wirausaha. Bentuk pendampingan bisa berupa konsultasi dan arahan teknis suatu konsep manajemen usaha tertentu. Kemudian, pendampingan ini dilakukan sebagai bentuk pemberian praktek secara langsung dan evaluasi dari kegiatan pelatihan.

3.4  Pemasaran Produk

Setelah ibu-ibu dasa wisma yang berada di dusun Druwo dapat membuat produk KERLIK (kerajinan limbah kayu), tahap selanjutnya yang perlu dilaksanakan adalah pemasaran produk. Pemasaran produk dilakukan secara online maupun offline. Proses pemasaran secara online dapat kita lakukan dengan menggunakan social media dan pembuatan website berupa blog dan paid search. Pada tahap pemasaran secara online diperlukan pelatihan penggunaan media social dan website kepada mitra terkait dengan tujuan agar mitra dapat mengoperasikan social media dan website secara mandiri. Sistem pemasaran secara offline dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain seperti : pemasaran dilakukan dengan penyetokan produk pada toko, koperasi atau pasar penjual produk yang sejenis, mengikuti kegiatan pameran, bazaar dan sejenisnya, pameran dapat dilakukan pada kegiatan SUNMOR (Sunday Morning) yang mana dilakukan pada setiap minggu pagi di tempat yang sudah disediakan, promosi secara personal dengan menggunakan metode Mouth By Mouth.

 

3.5  Evaluasi Pelaksanaan Program dan Keberlanjutan Program

Evaluasi pelaksanaan program dilakukan melalui pendampingan selama proses pelatihan dan setelah pelatihan berlangsung yang dilakukan setiap akhir minggu dan evaluasi besar yang diadakan pada setiap akhir bulan. Evaluasi program dilakukan dengan membahas kendala-kendala yang dialami, jalnnya kegiatan, administrasi (keuangan), indikator-indikator capaian sesuai target luaran atau tujuan pembelajaran yang diharapkan dan program kedepan. Keberlanjutan program ini diharapkan mitra berkomitmen untuk dapat menerapkan praktek manajemen usaha dengan baik.